Implementasikan Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, Unram Tingkatkan Kolaborasi dengan Dunia Usaha, Dunia Industri dan Lembaga Non Perguruan Tinggi

Published On: 30 September 2020By Tags: ,
Implementasikan Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, Unram Tingkatkan Kolaborasi dengan Dunia Usaha, Dunia Industri dan Lembaga Non Perguruan Tinggiq

Implementasikan Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, Unram Tingkatkan Kolaborasi dengan Dunia Usaha, Dunia Industri dan Lembaga Non Perguruan Tinggi

Mataram, Universitas Mataram – Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi Universitas Mataram (Bidang IV Unram) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) NTB menggelar acara Webinar dengan mengangkat tema “Potensi Kolaborasi Universitas Mataram dengan dunia Usaha, Dunia Industri dan Lembaga Non Perguruan Tinggi” melalui Zoom Meeting, Rabu (30/9).

Rektor Unram Prof. Dr. Lalu Husni, SH., M.Hum mengatakan Merdeka Belajar merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)  yang memberi kesempatan pada mahasiswa selama 1 semester yang setara dengan 20 SKS untuk mengambil mata kuliah atau perkuliahan diluar Program Studi (Prodi) pada Perguruan Tinggi (PT) yang sama.

“Dan paling lama dua semester atau setara dengan 40 SKS di PT yang berbeda atau pembelajaran di luar Perguruan Tinggi,” ungkap Prof. Husni.

Dia melanjutkan, bentuk pembelajaran diluar Perguruan Tinggi antara lain magang atau praktek kerja di Industri, wirausaha, pertukaran pelajar atau antar mahasiswa,  penelitian, proyek di desa, proyek kemanusiaan, mengajar di sekolah.

“Untuk itu kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk membangun relasi dengan pelaku wirausaha dan industri untuk mendukung suksesnya program magang, praktik kerja kewirausahaan mahasiswa,” katanya.

Menurut penjelasan dari Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi (WR IV) Unram Yusron Sa’adi, ST., M.Sc., Ph.D, saat ini Unram telah menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah dengan persentase 64% dan 36% sisanya dengan dunia usaha maupun dunia industri.

“Persentase kerjasama dengan dunia usaha ini tentu angka yang sangat baik, namun kami akan meningkatkannya lagi,” terangnya.

Agusdin, SE., MBA., DBA selaku narasumber pertama menjelaskan bahwa Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Mendikbud adalah program hak belajar selama tiga semester di luar Prodi. MBKM bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.

“Program-program experiental learning (pembelajaran berdasarkan pengalaman, red.) dengan jalur yang fleksibel diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan potensinya sesuai dengan minat dan bakatnya,” jelas Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I) Unram itu.

Dia menambahkan bahwa program MBKM itu berlaku untuk program sarjana dan sarjana terapan selain Prodi Kesehatan. Agusdin menyebutkan beberapa bentuk kegiatan pembelajaran dalam program MBKM antara lain pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, asistensi mengajar di satuan Pendidikan, penelitian/riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independent dan membangun desa/kuliah kerja nyata tematik.

Ketua Umum Ok Oce Indonesia Iim Rusyamsi yang juga bertindak selaku narasumber dalam acara mengungkapkan bahwa salah satu permasalahan besar yang dihadapi bangsa saat ini adalah pengangguran/kekurangan lapangan kerja. Menurutnya, disanalah kiprah dari Ok Oce Indonesia sebagai gerakan sosial yang berkomitmen untuk menciptakan lapangan kerja berbasis wirausaha.

“Berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI) tahun 2018, Indonesia menempati peringkat ke-94 dari 137 negara yang disurvei, disisi lain berdasarkan Riset dari IDN Research Institute tahun 2019, 61.9% millennial di Indonesia memiliki minat untuk berwirausaha, nah inilah yang ingin kami bina untuk berkontribusi mengentaskan salah satu permasalahan bangsa tadi,” urainya.

Dia lebih jauh menjelaskan bahwa Ok Oce memiliki kurikulum yang terdiri dari tujuh tahapan untuk mengentaskan pengangguran di era pandemi seperti saat ini. Ketujuh tahapan itu adalah pendaftaran calon peserta yang akan bergabung dengan komunitas penggerak Ok Oce, pelatihan, pendampingan, perijinan, pemasaran produk, pencatatan keuangan dan permodalan.

Baca Juga : Unram Dorong Produktivitas Kerja Pegawai Non ASN Melalui BPJS Ketenagakerjaan

Sementara itu, ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Provinsi NTB Faurani, SE., MBA menjelaskan bahwa Kadin merupakan induk organisasi yang berisi para pengusaha yang ada di NTB dari berbagai sektor lini usaha baik kontraktor, pariwisata, perhotelan, termasuk juga para pengusaha wanita.

“Sehingga nanti sangat berguna dan bisa membantu para mahasiswa dalam melaksanakan program belajar mereka, baik PKL, magang dan apapun namanya, akan ada para pengusaha yang siap membantu dan menerima,” pungkasnya.