FK Unram Lantik 39 Dokter Baru
Mataram, Universitas Mataram – Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (FK Unram) menggelar Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter ke-44 pada hari Rabu, 13 Juli 2022 di Aula dr. Yunita Sabrina, FK Unram.
Acara tersebut dibuka dengan tarian Kepulauan khas FK Unram. Turut hadir Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D.; Dekan FK Unram, dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT-KL(K).,M.Kes.; para Wakil Dekan, Ketua dan Sekretaris Program Studi di lingkup FK Unram; Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB; Direktur RSUD Provinsi NTB; Ketua IDI Wilayah NTB; Ketua Senat dan Ketua POMA FK Unram; serta orang tua dokter baru.
Wakil Dekan Bidang Akademik, dr. Arfi Syamsun, Sp.KF., M.Si. Med. dalam laporannya menyampaikan bahwa terdapat 39 orang calon dokter baru yang akan dilantik. Dengan rincian 11 orang laki-laki dan 28 orang perempuan calon dokter baru yang telah menempuh ujian kompetensi nasional pada periode Mei 2022 lalu. Tingkat kelulusan calon dokter baru FK Unram dalam uji kompetensi nasional selalu berada di atas 80%, sehingga membuat FK Unram terakreditasi unggul. dr. Arfi berpesan kepada para calon dokter baru untuk selalu menerapkan 5 karakter yang menjadi profil FK Unram dan disingkat sebagai PULAU, yaitu Profesional, Universal, Leader, Adaptif, dan Unggul.
Selanjutnya Dekan FK Unram, mengambil sumpah para calon dokter baru sebelum dilantik menjadi dokter. Dan dilanjutkan dengan penandatanganan Naskah LAFAL Sumpah Dokter oleh seluruh dokter baru yang sudah dilantik.
Rektor Unram dalam sambutannya mengapresiasi prestasi para dokter baru dan memberikan ucapan selamat kepada para orang tua yang hadir. Ia juga mengingatkan para dokter baru agar menjadi dokter tidak hanya mengobati, tetapi juga menjadi advokat di bidang kesehatan bagi masyarakat.
“Tugas mulia seorang dokter harus dibarengi dengan jiwa pengabdian yang tinggi. Di mana suatu saat bisa saja kalian ditempatkan di daerah-daerah terpencil yang tentunya serba terbatas. Tidak seperti ketika kita tinggal di kota. Di tengah keterbatasan tersebut hadapilah dengan sabar, dengan ikhlas. Karena sesungguhnya menjadi dokter haruslah disertai dengan jiwa pengabdian yang tinggi,” ucap Prof. Bambang.
Guru Besar Fakultas Pertanian Unram itu juga memotivasi para dokter baru untuk terus berkarya, mengabdikan diri, dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Ia juga menegaskan untuk menjadi dokter yang jujur, karena faktor kesuksesan adalah kejujuran.
Dekan FK Unram, dr. Hamsu turut menyampaikan jika FK Unram pada saat ini sudah melakukan reakreditasi program studi (prodi) Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter, dan sedang dalam status menunggu penilaian.
“Kami terus berusaha membuka wahana-wahana baru untuk pendidikan lanjutan. Dan alhamdulillah pertama kita sudah mendapatkan izin operasional untuk program pendidikan dokter spesialis bedah. Kemudian masih ada 4 spesialis lagi sedang berproses untuk mendapatkan izin operasional, yaitu spesialis kandungan, spesialis paru-paru, spesialis saraf, dan spesialis kedokteran kelautan,” terang dr. Hamsu dalam sambutannya.
dr. Fatimah Shahab, salah satu dokter baru yang telah dilantik menceritakan perjalanannya dalam mencapai gelar dokter.
“Perjalanan untuk sampai dokter ini panjang dan alhamdulillah bisa melewatinya, jadi apresiasi untuk diri sendiri. Untuk menjadi dokter tahap preklinik atau kuliah di kampus itu 7 semester. Kita ada tiga kali ujian dan ujian praktik terakhir untuk lulus preklinik, kita harus skripsi juga, mengambil KTI, penelitian, kemudian akhirnya mendapatkan gelar sarjana kedokteran. Setelah itu masuk koas atau tahap klinik 2 tahun, itu terdiri dari 14 fase. Jadi selama 2 tahun itu kami 14 kali ujian dan jika tidak lulus harus mengulang. Dan yang terakhir ujian kompetensi nasional ibaratnya UN. Terdiri dari ujian tulis dan ujian praktiknya,” terang dr. Fatimah.
Gadis kelahiran Ampenan itu berharap agar dengan gelar dokter yang ia dapat, bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat. Ia juga memberikan kiat-kiatnya selama menempuh pendidikan kedokteran di FK Unram, agar selalu menyelesaian tugas sesegera mungkin dan membagi waktu dengan baik antara waktu untuk belajar dan waktu untuk santai.
“Yang penting bisa management waktu. Jadi gak belajar mulu kok di kedokteran itu. Dan kalau motto hidup saya itu, santai, jangan lupa bahagia, tapi jangan lupa tugas dan kewajiban, karena saya menjalaninya seperti itu,” pungkas dr. Fatimah.