Gus Muhaimin Gelar Mimbar Kebangsaan di Unram, Dorong Perguruan Tinggi Ciptakan Generasi Emas 2045
Mataram, Universitas Mataram – Universitas Mataram (Unram) menjadi tuan rumah Mimbar Kebangsaan Dr. (HC). H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si dengan tema Road Map dan Konstruksi Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 1 Februari 2023 di Ruang Sidang Senat, Rektorat Universitas Mataram.
Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D menyambut hangat kedatanganan Wakil DPR RI. “Sesuai dengan tema hari ini adalah tema kebangsaan. Seperti yang kita lihat bersama, kebangsaan atau persatuan wilayah ini awalnya digagas oleh kerajaan besar kita salah satunya Majapahit dengan sumpahnya yang selalu menjadi sejarah, tidak akan bersenang-senang sebelum menyatukan Nusantara,” ungkap Prof. Bambang.
Rektor Unram kembali mengingatkan tentang cita-cita besar para pemuda di tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
“Lalu pada tahun 1945 Soekarno memproklamasikan Kemerdekaan yang menjadi tonggak sejarah kita,” lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut Rektor Unram merincikan nilai-nilai kebangsaan yang harus dipelihara bersama. “Nilai-nilai kebangsaan tersebut adalah nilai religius, nilai kekeluargaan, nilai keselarasan, nilai kerakyatan, nilai keadilan, demokrasi, kesamaan derajat, ketaatan hukum, kesatuan wilayah, persatuan bangsa, nilai kemandirian, serta nilai toleransi yang menjadi salah satu nilai yang harus sangat dipertahankan di tengah kemajemukan ini,” jelas Prof. Bambang.
Dalam Mimbar Kebangsaan Dr. (HC). H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si atau akrab dipanggil Gus Muhaimin, mendorong Perguruan Tinggi untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul sebagai Generasi Emas 2045.
“Saya mengajak kampus untuk hadir dan berperan dalam mengatasi kebodohan. Ini karena mengembangkan pendidikan tak hanya sebagai investasi SDM jangka menengah maupun jangka panjang, tapi harus diatasi dalam jangka cepat dalam menanggulangi persoalan bangsa,” ungkapnya pada mimbar kebangsaan tersebut.
Muhaimin mengungkapkan tantangan dan perkembangan teknologi sangat cepat. Bahkan sosio kultural juga berlangsung sangat cepat. Sekitar 45% angkatan kerja yang dimiliki, berpendidikan Sekolah Menengah Pertama ke bawah. Salah satu penyebab Indonesia seperti ini karena kualitas SDM yang masih tertinggal. “Indonesia ini negara yang kaya, tetapi tata kelolanya yang tertinggal,” paparnya.
Untuk itu Muhaimin mendorong lima langkah dan fokus kerja yang akan didorong sebagai lompatan pencapaian tujuan SDM Unggul Indonesia. Pertama, meningkatkan peran negara untuk menyiapakan SDM unggul melalui alokasi APBN sebesar 2 persen PDB. Kedua, meningkatkan inovasi dan indusrialisasi nasional.
Selanjutnya, modernisasi sistem kesehatan nasional untuk menjamin akses dan kualitas kesehatan seluruh Indonesia. Kemudian penguatan kapasitas fiskal dengan target perolehan pajak 20 persen PDB. Serta, mempercepat transisi energi dengan target 50 persan energi hijau selama 10 tahun.
Selain itu, ia menilai pendidikan merupakan salah satu cara mensejahterakan Indonesia. “Bidang pendidikan merupakan catatan penting, 60 persen anggaran APBN seharusnya dilaksanakan agar menjadi lebih maju, wajib belajar 18 tahun sampai perguruan tinggi diharuskan,” tegasnya.
Lebih lanjut Muhaimin menilai, pendidikan sangat penting dalam mengubah paradigma berpikir masyarakat. “Kalau pendidikan hanya sampai SMP, SMA, maka pikirannya hanya sampai bagaimana memperoleh pekerjaan, tetapi jika pendidikannya lebih tinggi, maka mereka bisa berpikir bagaimana membuka lapangan kerja,” ungkap Wakil DPR RI itu.