Lamtoro Beef Jadi Inovasi Unggul Fakultas Peternakan Unram, Sajian Makanan Pimpinan Dunia di KTT G-20 di Bali

Mataram, Universitas Mataram – Fakultas Peternakan Universitas Mataram (Faterna Unram) terus melakukan berbagai penelitian pada bidangnya. Kali ini, Faterna Unram berhasil menemukan inovasi unggulan yang disebut sebagai “Lamtoro Beef”.

Lamtoro merupakan pakan sapi yang bersumber dari tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala). Pakan sapi yang berasal dari Lamtoro berguna untuk mengatasi ketergantungan terhadap pakan sapi konvensional yakni jerami atau rerumputan.

Sejak riset pertama kali dilakukan pada tahun 2011 lalu, Faterna Unram yang dimotori Prof. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D berhasil menemukan bahwa tanaman Lamtoro sangat representatif untuk dijadikan pakan sapi.

“Kenapa kita pakai Lamtoro? Karena kita berada di kepulauan yang terbatas pakannya. Kita pilih jenis tanaman vegetasi yang mampu tumbuh di lahan kritis dan juga berprotein tinggi. Kelebihan lainnya, Asam Linoleat pada daging sapi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi yang diberi pakan konsentrat,” jelas Dekan Faterna Unram, Prof. Muhammad Ali, S. Pt., M.Si., Ph.D.

Menurut Guru Besar Faterna Unram itu, pengembangan Lamtoro Beef digunakan untuk pengembangan sapi Bali (Bos Javanicus). Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang sudah berkembang pesat di NTB dan bagian lain di Indonesia Timur.

Prof. Ali mengaku, ada dua permasalahan utama dalam meningkatkan mutu sapi Bali. Pertumbuhan yang lambat (sekitar 0,2 kilogram per hari) dan daging yang keras (alot). Oleh karena itu, Sapi Bali dianggap inferior dibandingkan dengan jenis sapi eksotik seperti Simmental atau Limosin.

“Kita memilih Sapi Bali karena lebih bisa beradaptasi dengan cuaca. Karena itu kami terus mengembangkan penelitian yang bisa mendukung agar mutu sapi Bali di NTB sesuai permintaan pasar,” ujarnya.

Adapun jenis Lamtoro yang dikembangkan dalam program ini adalah Yaritas Tarramba yang lebih toleran terhadap serangan kutu loncat (Heteropsylla cubana) yang banyak menyerang tanaman Lamtoro.

Melalui riset terpadu tersebut, Prof. Ali mengatakan Lamtoro Beef yang dihasilkan Unram telah menjangkau pasar internasional. Pada saat event KTT G20 2022 di Bali, daging sapi yang dikonsumsi oleh para pemimpin negara-negara tersebut adalah Lamtoro Beef hasil produksi Unram.

Ini membuktikan inovasi Lamtoro Beef Unram berhasil meraih riset pendanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI di awal tahun 2023 ini.

Program yang diajukan dalam PKKM itu diberi nama I-SAPI (Integrated Sustainable Animal Production Inovation).

“Sejak masuk pasar internasional pada tahun 2022 kemarin, sejumlah perusahaan di Indonesia juga mulai tertarik. Saat ini kita juga sudah melakukan kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di luar negeri dari Australia, Inggris, Jepang, dan Korea,” jelasnya.

Ia menegaskan, pihaknya terus melakukan inovasi riset perihal Lamtoro Beef tersebut. Bahkan juga melakukan berbagai kerja sama pertukaran mahasiswa dengan kampus ternama dunia seperti Filipina, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Malaysia. Hal tersebut terus dilakukan oleh Faterna Unram yang telah menyandang akreditasi A.

“Harapan besar kita menghadirkan peternakan berkelanjutan. Nanti tidak hanya dari Lamtoro Beef, kita juga bisa hasilkan steak, daging awetan (rarit) dan lainnya,” tandas Prof. Muhammad Ali.

[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]