Bina Kelompok Usaha Agroindustri Pisang, Tim Unram Bantu Hasilkan Produksi Yang Higienis

Mataram, Universitas Mataram – Universitas Mataram sebagai Perguruan Tinggi terus berupaya menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi. Salah satu bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi ialah melakukan tugas pengabdian kepada masyarakat. Terkait dengan hal itu, Tim Unram melakukan pembinaan Kelompok Usaha Pangan Berbasis Pisang “Nadia” di Desa Gondang, KLU.

Ketua Pelaksana I Gusti Lanang Parta Tanaya, menyebut bahwa anggota per kelompok sebanyak 16 orang. Tim dosen Unram yang melakukan pembinaan bertugas memperbaiki proses produksi sehingga dapat menghasilkan produksi yang higienis.

Di samping itu kata dia, tim dosen juga membantu anggota untuk memperbaiki sistem pengemasan sehingga kelihatan modern. Termasuk juga membantu pemasaran secara online dan menghubungkan anggota kelompok dengan dinas kesehatan untuk penerbitan nomor PIRT.

“Awalnya mereka membuat kripik pisang sekarang sudah berkembang membuat pisang sale, kacang atom, kripik umbi,” jelasnya.

Dijelaskan, sebelum itu model usaha masyarakat sangat sederhana dengan pengemasan plastik biasa. Model pemasaran juga masih dalam skala lokal. Namun sekarang ini setelah dilakukan pembinaan kondisinya sudah berubah jauh.

Sementara jika dilihat perbandingan pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah dilakukan pembinaan, kini pendapatan masyarakat meningkat sekitar 50 persen karena menggunakan alat-alat dengan kapasitas yang lebih besar yang dibantu oleh Kemenristekdikti.

Diakui lebih lanjut bahwa masa pembinaan dilakukan selama empat bulan dengan hasil yang signifikan. Setelah sesi pembinaan mereka selanjutnya diberikan alat mendukung usaha. Antara lain deep prayer atau mesin penggorengan dengan kapasitas besar, selain itu diberikan Spinner alat pengering, slicer alat untuk pengiris, siler untuk pengemasan, sendok, kompor gas, pisau, plastik goreng dan drayer alat pengering.

“Selain itu kita menghubungkan anggota kelompok dengan kelompok petani pisang untuk menjamin ketersediaan bahan baku karena mengalami kesulitan pemasaran hasil panen di bawa keluar lombok utara,” jelasnya.