Dibalik Layar Suksesnya MBKM: Opini Prof. Muhamad Ali, S.Pt., M.Si., Ph.D., Ketua Unit Pelaksana MBKM IKU Unram
Mataram, Universitas Mataram – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan bentuk adaptasi sekaligus transformasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dan relevansi lulusan perguruan tinggi menghadapi era Revolusi Industri 4.0 beserta dampak disrupsi yang ditimbulkannya melalui peningkatan kualitas dosen, kurikulum, serta metode pembelajaran.
Melalui 9 Bentuk Kegiatan Pembelajaran (asistensi mengajar, pertukaran mahasiswa, magang, riset, kewirausahaan, proyek membangun desa, proyek independen, proyek kemanusian, dan bela negara) mahasiswa akan mendapatkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan tuntutan kebutuhan terkini sehingga memperoleh skill sets abad 21 guna menghadapi ekosistem VUCA (Volatile, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) saat ini maupun di masa mendatang.
Kegiatan MBKM akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang kontekstual guna memperkaya dan meningkatkan wawasan maupun kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan bakat, potensi, dan cita-citanya.
Adapun fokus dan tujuan yang ingin dicapai Unram melalui program MBKM ini adalah peningkatan kualitas dan relevansi lulusan sehingga lulusan Unram dapat menjadi penggerak penduduk usia produktif yang mampu berkontribusi aktif dan positif dalam pembangunan.
Berbagai bentuk kegiatan pembelajaran MBKM diharapkan dapat menyiapkan mahasiswa menjadi pembelajar sejati yang lentur, ulet (agile), dan kompeten. Keterlibatan masyarakat dan institusi di luar kampus serta dunia usaha dan dunia industri dalam 9 bentuk kegiatan pembelajaran akan memberikan “academic milieu” yang kontekstual kepada mahasiswa tentang kebutuhan keterampilan masa depan yang dibutuhkan.
Kehadiran para mahasiswa langsung di masyarakat, dunia usaha maupun dunia industri akan dapat menyumbangkan pemikiran-pemikiran inovatif termutakhir berbasis scientific yang kuat yang dibawa dari ekosistem kampus. Interaksi mutualisme yang terjalin akan mempercepat terbentuknya knowledge-based society menuju Indonesia Emas 2045.
Tantangan yang dihadapi Unram dalam menjalani program MBKM diantaranya adalah belum padunya mindset civitas akademika dalam implementasi MBKM. Mahasiswa yang berfikir progresif masih belum didukung oleh beberapa gelintir tenaga pengajar (dosen) yang memiliki fixed mindset pembelajaran face to face, serta tenaga kependidikan yang masih menganut pembelajaran di dalam kelas. Kondisi ini diperparah oleh platform pembelajaran hybrid/blended yang masih terbatas.
Dampak positif dan kontribusi Unram dalam pengembangan masyarakat yang dilakukan melalui program MBKM di antaranya masyarakat menerima manfaat langsung dari difusi teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang selama ini hanya menjadi konsumsi masyarakat kampus.
Air yang selama ini dipelajari sebagai penghasil energi listrik telah secara langsung dirasakan manfaatnya untuk menghasilkan penerangan di masyarakat berkat kerja sama pemerintah daerah dan mahasiswa MBKM. Demikian juga dengan teknologi terkini, smart agriculture, telah dilihat dan dinikmati oleh petani berkat kegiatan MBKM yang dipadukan dengan kegiatan matching fund. Petani lahan kering yang selama ini dapat bertani pada musim hujan, sudah mengenal pompa sumur dalam dengan energi surya. Sehingga keberadaan Unram semakin bermakna dan dirasakan oleh masyarakat NTB.