dr. Dewi, Lulusan Terbaik FK Unram dengan IPK Tertinggi

Published On: 18 Juli 2023By Tags: , ,

Mataram, Universitas Mataram – Pengambilan Sumpah Dokter ke-47 Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (FK Unram) melantik 57 orang dokter baru. Acara tersebut berlangsung di Hotel Lombok Raya pada Selasa, 18 Juli 2023.

Adapun lulusan terbaik FK Unram saat itu, dr. Made Ratna Dewi atau yang biasa disapa Dewi berhasil meraih IPK 3.91 dengan predikat Cumlaude. Dokter baru yang memiliki hobi membaca buku cerita itu juga memperoleh nilai OSCE di atas 90 dan nilai CBT 84. OSCE dan CBT sendiri merupakan bagian dari Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD) yang telah berlangsung pada bulan Mei lalu.

Sebagai lulusan terbaik, Dewi membagikan kiat-kiatnya dalam mempersiapkan diri sebelum menghadapi UKMPPD 2023.

“Tentunya sesudah menyelesaikan koas, saya mulai fokus untuk persiapan ujian UKMPPD. Mulai dari ikut pembelajaran-pembelajaran online maupun offline yang disediakan oleh kampus. Kemudian tentunya hampir setiap hari dari pagi sampai malam belajar materi ujiannya itu. Kurang lebih sekitar 5 bulan untuk persiapan ujian setelah koas. Ujiannya Mei, jadi dari Januari-Mei belajar terus,” terang Dewi.

Dewi juga menyebutkan jika dirinya sangat beruntung bisa menempuh pendidikan di FK Unram, karena semua dosen sangat merangkul mahasiswanya dan mengajar dengan penuh kesabaran terutama selama di tahap profesi para mahasiswa berkesempatan mendapatkan kasus yang bervariasi.

“Kami juga berkesempatan untuk langsung diajarkan oleh ahilnya, dokter-dokter spesialis yang ada di rumah sakit secara langsung dan dekat. Kami dibimbing dalam mencoba mengambil tindakan-tindakan jadi pengalamannya dapet banget,” ucap dokter baru yang berusia 23 tahun itu.

Sepanjang masa pendidikannya, pengalaman yang paling berkesan bagi Dewi adalah ketika ia bertemu dan berinteraksi dengan pasien-pasien di rumah sakit.

“Banyak cerita pasien yang juga menyentuh. Secara umum menurut saya setiap hari bertemu mereka, dan melihat kondisi mereka, mereka sudah sembuh dan bisa pulang itu memberikan kebahagiaan tersendiri kalau kita bisa berperan di dalam kesembuhan mereka. Walaupun sangat kecil bagi seorang koas, tapi menurut saya itu tetap berharga banget,” tuturnya.

Meskipun berhasil lulus dan disumpah menjadi dokter baru, Dewi tetap mengalami kesulitan dalam masa studinya. Kesulitan tersebut ia rasakan ketika harus merekap ilmu yang sudah dipelajari selama bertahun-tahun juga kompetensi-kompetensi dokter umum.

“Kalau dibilang sulit ya lumayan sulit, tapi ya syukurnya saya dan teman-teman semua di sini berkat dukungan dari fakultas, bantuan pengajaran dan akses untuk keterampilan alat-alat medic, kita bisa menyelesaikan studi dengan baik,” ungkap Dewi yang juga bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang spesialis.

Kepada para mahasiswa FK Unram, ia berpesan untuk selalu bersemangat, “pasti kita juga bisa melewati fase ini dan ketika waktunya tiba itu akan terasa sangat indah dan menjadi kebanggaan tersendiri.”

Dewi berharap agar FK Unram ke depannya semakin maju, semakin dikenal publik, bahkan FK Unram saat ini juga sudah mulai merambah ke pendidikan spesialis.

“Semoga makin banyak lagi peluang-peluang bagi dokter untuk melanjutkan pendidikan di FK Unram dan agar lebih banyak lagi dokter yang dihasilkan dan bisa merata di seluruh Indonesia,” pungkasnya.