Ekspedisi Gumi Gora : 2045 Indonesia lumbung pangan dunia

Salah satu kegiatan utama Ekspedisi Nasional Gumi Gora 2018 berupa seminar nasional yang menghadirkan pembicara dari Kementerian Pertanian dan dinas terkait, Senin (2/4), di Auditorium M Yusuf Abubakar Universitas Mataram

Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGROTEK) Fakultas Pertanian Universitas Mataram bekerja sama dengan Forum Agroteknologi Indonesia (FORMATANI) menggelar Ekspedisi Nasional Gumi Gora 2018 dengan sejumlah rangkaian kegiatan. Salah satu rangkaian kegiatan event ini adalah seminar nasional yang mengangkat tema Eksistensi Pertanian Lahan Kering dalam Rangka Menunjang ketahanan Pangan Nasional di Auditorium M Yusuf Abubakar, Universitas Mataram pada Senin (2/4) lalu.
Hadir sebagai keynote speaker dalam acara tersebut dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian Ir Anny Mulyani, MS. Kepala Bagian Perencanaan Pembangunan Ekonomi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nuryanti, SE, ME dan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemprov NTB, Ir Husnul Fauzi, MSi.
Anny mengungkapkan, harapan sekaligus cita-cita Kementerian Pertanian adalah Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada Tahun 2045. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan upaya khusus, yakni meningkatkan komoditas pangan pada lahan kering, meningkatkan daya saing, serta memperluas target dan pangsa pasar ekspor hingga terwujud lumbung pangan dunia.
“Kami juga dari Kementerian Pertanian mempunyai cita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai Lumbung pangan dunia pada Tahun 2045 di 100 tahun Indonesia merdeka. Di samping itu, dibutuhkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan baik masyarakat, akademisi, swasta, maupun pemerintah agar eksistensi lahan kering dapat terus dimanfaatkan dengan baik dan bersinergi untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dan lumbung pangan dunia 2045.” Jelasnya.

Anny juga mengingatkan agar masalah konversi lahan pertanian yang ada di Indonesia dapat segera teratasi dengan baik guna mewujudkan apa yang sudah menjadi cita-cita Indonesia teutama di sektor pertanian. Hal senada juga disampaikan oleh Nuryanti yang menginginkan terwujudnya produk Sumber Daya Alam yang berkualitas ekonomi tinggi dan memenuhi standar pasar di mana menjadi bagian dari kebijakan umum sekaligus program prioritas pembangunan pertanian di NTB.

Senada dengan hal tesebut Husnul juga mengharapkan agar sasaran strategi di tahun 2019 mampu terwujud salah satunya tekait dengan sistem perencanaan tata kelola lahan kering untuk mendukung kegiatan budidaya pertanian NTB kedepan.

Acara ekspedisi nasional ini diikuti oleh 279 peserta mahasiswa dari 37 universitas di seluruh Indonesia ini juga melakukan kegiatan di tiga titik yaitu di Universitas Mataram berupa seminar nasional, di Kabupaten Lombok Utara tepatnya di Desa Akar-akar yang dijadikan sebagai puncak kegiatan ekspedisi di mana para peserta dapat terjun langsung untuk melihat kondisi lahan kering di NTB, serta pengenalan wisata NTB di Lombok Timur. Selain itu, kegiatan yang dilakukan hingga tanggal 7 April 2018 ini juga akan melaksanakan kegiatan transplantasi terumbu karang di Gili Kondo, Lombok Timur.