Formadiksi Unram Gelar Seminar Nasional Timdiksi 2019
Mataram, Universitas Mataram – Forum Mahasiswa Bidik Misi (FORMADIKSI) Universitas Mataram (Unram) bekerjasama Dinas Pariwisata NTB dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB menggelar acara Seminar Nasional sebagai rangkaian acara Temu Ilmiah Mahasiswa Bidik Misi (TIMDIKSI) Nasional 2019 dengan mengusung tema “Optimalisasi Pariwisata Melalui Halal Industri dalam Menyongsong Revolusi 4.0” bertempat di gedung Auditorium Muhammad Yusuf Abu Bakar Unram, Kamis (19/9).
Hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang diwakili oleh Kepala Biro Bidang Akademik, Kerjasama dan Perencanaan Drs. Ruspan, M.Ak, Pembina FORMADIKSI UNRAM Oriza Peneumatica Inderasari, S.Sos, M.Socio dan perwakilan dari Ikatan Mahasiswa Bidikmisi Lombok NTB.
Adapun Keynote Speaker dalam acara adalah Gubernur NTB, yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) NTB Rusman, SH., MH.
Sementara itu, narasumber dalam acara adalah Siti Chotijah, S.IP, MA selaku dosen Ilmu Komunikasi Unram sekaligus ketua Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Lombok dan Akhmad Saufi,SE., M. Bus., Ph.D selaku dosen Kepariwisataan Unram.
Terlihat antusiasme peserta seminar yang mencapai 1500 orang Mahasiswa sepulau Lombok memenuhi gedung dua lantai itu. Beberapa diantaranya adalah mahasiswa Bidik Misi finalis TIMDIKSI Nasional 2019 dari 25 perguruan tinggi di tanah air setelah berhasill melewati serangkaian proses seleksi satu bulan sebelumnya.
“Adik-adik Bidik Misi harus mampu berprestasi sehingga dapat menaikkan peringkat perguruan tinggi. Itu menjadi harapan kita semua dan harapan masing-masing perguruan tinggi” tutur Ruspan saat memberikan sambutan.
Ruspan menambahkan bahwa sejak diluncurkannya pada tahun 2010, Unram dipercayakan untuk mengelola dan membina Bidik Misi dan hingga saat ini tercatat 4.851 orang mahasiswa Unram yang menerima Bidik Misi. Mahasiswa penerima bidik Misi tersebut terus meningkat setiap tahunnya.
Sejalan dengan yang disampaikan oleh Ruspan, Kepala Dinas Dikbud NTB dalam sambutannya mengajak agar mahasiswa terutama penerima Bidik Misi agar bisa terus berprestasi sehingga kelak dapat mengelola potensi daerah serta dapat membantu memajukan pariwisata daerah.
“Pariwisata di Nusa Tenggara Barat bagai sepotong tanah syurga” tutur Rusman.
“Sebab dari puncak gunung rinjani sampai kedasar laut ditengah gili itu adalah keindahan yang luar biasa dan itu adalah potensi kita” tambah Rusman.
Rusman menjelaskan bahwa mahasiswa bisa berkontribusi dalam hal-hal sederhana dalam membantu memajukan pariwisata daerah yang salah satunya adalah dengan mengikuti pola hidup zero waste atau bebas plastik untuk mengurangi agar dikemudian hari plastik tersebut tidak menjadi sampah. Mahasiswa berbekal intelektualitasnya harus menjadi pelopor zero waste.
Pemaparan materi diawali oleh Siti Chotijah dan dilanjutkan oleh Akhmad Saufi.
Ia menjelaskan bahwa industri wisata halal dunia kini berkembang sangat pesat. Pariwisata halal NTB saat ini juga tidak hanya bersaing dengan negara mayoritas muslim lainnya namun sudah bersaing dengan negara-negara non muslim sebagai bentuk respon banyaknya permintaan pasar industri wisata dari kalangan wisatawan muslim.
“Teamwork adalah penting dan kolaborasi adalah kunci” tegas Siti.
Dia menjelaskan bahwa mahasiswa tidak perlu memiliki hotel atau home stay dan tidak harus memiliki uang yang banyak untuk memulai usaha. Mahasiswa hanya perlu mengambil aset-aset sosial untuk menjadi seorang social prenuer dan dengan berbekal kreatifitas dan kecakapan teknologi akan menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi diri dalam membantu memajukan pariwisata daerah.
Ahmad Saufi pun menjelaskan bahwa sektor pariwisata merupakan aset potensial yang dimiliki oleh negara selain sektor ekonomi kreatif untuk mendongkrak perekonomian bangsa. Keindahan alam dan kekayaan budaya nusantara yang mewarnai nuansa wisata juga merupakan keunikan yang membuat wisata di Indonesia sangat strategis dibanding dengan negara-negara lainnya.
“Pariwasata halal di NTB sebenarnya adalah cerminan dari masyarakat NTB yang religius. Bukan sekedar untuk memenuhi permintaan pasar industri wisata” ungkap Akhmad.