IPK 4 Siapa Takut? Kenali Laksmi, Magister Teknik Perempuan dengan Segudang Prestasi

Mataram, Universitas Mataram – IPK 4.00 di Magister Teknik? ‘Mustahil’ bagi banyak orang, tapi Laksmi membalikkan anggapan itu. Perempuan kelahiran Mataram ini tak hanya meraih IPK sempurna, ia juga mengukir segudang prestasi lain. Simak kisahnya yang mematahkan stereotip dan menginspirasi generasi teknik Universitas Mataram (Unram).
Ni Ketut Laksmi Grahestika, M.T. merupakan lulusan S-1 Teknik Sipil, Unram dan kembali melanjutkan S-2 Teknik Sipil di Fakultas Teknik, Unram karena merasa cocok.
“karena dulu S-1 sudah berkuliah di Universitas Mataram saya merasa cocok dengan sistem pembelajaran dan juga dosen-dosennya. Ditambah lagi Magister Teknik Sipil Unram kini sudah berakreditasi A (unggul), sehingga meyakinkan saya bahwa program studi ini terus berkembang dan berkomitmen pada mutu akademik yang berkualitas. Saya masuk Program Magister Teknik Sipil ini melalui program Fast Track (percepatan perkuliahan yang dimulai saat kuliah semester 7 S-1), dengan adanya kesempatan melanjutkan program magister tersebut yang diberikan oleh pihak fakultas dan universitas tentu saya ambil untuk lebih mendalami teknik sipil dengan minat keairan,” ungkap Laksmi.
Meraih IPK sempurna di tengah pandangan bahwa teknik adalah ‘dunia maskulin’, Laksmi membuktikan bahwa prestasi tak kenal gender karena sekarang sudah banyak perempuan yang terjun di dunia teknik.
“Ketika kita menunjukkan kesungguhan dan kompetensi pasti akan diterima dan dihargai. Saya berharap semakin banyak perempuan yang percaya diri untuk mengambil peran di bidang ini,” ungkap Laksmi.
Memulai perjalanan magister pada awal tahun 2024 di Unram, Ia berhasil menyelesaikan studi dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun dan mengikuti wisuda pada periode Juni 2025 yang meluluskan 1.175 orang, pada hari Kamis (26/6) di Auditorium M. Yusuf Abubakar. Dalam acara wisuda tersebut, Laksmi berhasil menjadi salah satu wisudawan terbaik dengan IPK sempurna yakni 4.00.
Selama menjalani studi magisternya, tentu Laksmi turut mengalami beberapa tantangan. “Ketika semester awal perkuliahan magister, di mana kala itu masih menjadi mahasiswa S-1 dan belum memiliki pengalaman kerja sehingga ketika terdapat diskusi di kelas magister, masih banyak hal-hal yang perlu dipelajari lagi dan tidak sungkan untuk bertanya ketika memang butuh bantuan,” ujar Laksmi.
Mahasiswa lulusan Prodi Teknik Sipil itu membagikan tips and triknya hingga bisa mendapatkan predikat cumlaude seperti konsisten, aktif berdiskusi, pandai mengatur waktu, dan yang paling penting ialah untuk menikmati proses dalam belajar.
“Saya mencoba konsisten dalam belajar, bertanya dengan dosen, kakak tingkat, dan teman-teman apabila ada hal-hal yang masih belum dimengerti, serta menjaga manajemen waktu dengan baik. Yang terpenting, saya menikmati proses belajarnya, bukan hanya fokus pada hasil, saya berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan maksimal,” jelas Laksmi.
Selama menjalani S-2, Ia lebih fokus pada akademik dan memperdalam ilmu teknik sipil. Baginya, bisa menyelesaikan studi dengan maksimal dan tetap menjaga semangat belajar adalah hal yang sangat ia syukuri dan banggakan
Bagi Laksmi, sebagai perempuan berada di lingkungan teknik sipil yang di dominasi pria mengharuskannya untuk pandai menyesuaikan diri.
“Sebagai perempuan di lingkungan teknik, kita memang harus pintar-pintar menyesuaikan diri dan membangun komunikasi yang baik. Saya belajar pentingnya koordinasi yang baik, terutama saat bekerja sama dengan rekan-rekan laki-laki di dalam tim,” tuturnya.
Ke depan, Laksmi berencana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh untuk mendukung pekerjaannya.
“Kebetulan saya sudah bekerja di instansi yang berhubungan erat dengan program pendidikan yang saya ambil. Ilmu yang saya peroleh selama 2 tahun kurang dari Program Magister ini sangat mendukung pekerjaan saya dan sesuai dengan bidang yang saya tekuni. Apa yang saya pelajari di Prodi Magister Teknik Sipil Universitas Mataram tentu saja berguna dalam dunia kerja,” lanjutnya.
“Semua hal akan terasa sulit kalau kita belum mencoba. Tapi kalau kita mau belajar dan menekuni, sebenarnya tidak ada yang benar-benar sulit serta jangan malu untuk bertanya,” pesan Laksmi pada mahasiswi di luar sana yang masih ragu mengambil teknik karena takut atau sulit.
Terakhir, Laksmi berharap agar dunia teknik sipil, khususnya di Unram, bisa terus berkembang. Di era digital ini, penerapan ilmu teknik di lapangan bisa menjadi lebih efektif dan efisien jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik.
