Kolaborasi Unram, Konservasi Indonesia, dan BUMDes Kaliuda Pulihkan Harapan Petani Sumba Timur

Mataram, Universitas Mataram – Setelah lebih dari 15 tahun menghadapi penurunan kualitas dan kuantitas bibit akibat penggunaan berulang, petani di Desa Kaliuda, Kabupaten Sumba Timur, kini menapaki babak baru dalam budi daya rumput laut. Melalui kolaborasi antara Universitas Mataram (Unram), Konservasi Indonesia (KI), BUMDes Manandang Kaliuda, dan Dinas Perikanan Kabupaten Sumba Timur, masyarakat berhasil memanen enam ton bibit rumput laut unggul—sebuah capaian yang menandai kebangkitan ekonomi pesisir sekaligus praktik budidaya yang lebih berkelanjutan.
Inisiatif ini berawal awal 2025, ketika Konservasi Indonesia bersama Unram dan BUMDes Kaliuda memulai pengembangan kebun uji coba di Lendunga. Sebanyak 80 kilogram bibit unggul dibawa dari Lombok oleh tim riset Unram di bawah koordinasi Dr. Eka S. Prasedya, yang juga menjadi peneliti utama proyek GlobalSeaweed-PROTECT didukung UK Research and Innovation (UKRI). Dari bibit awal itu, kini berkembang 1,8 ton bibit sehat dari empat strain: Kappaphycus striatus (Sacol), Kappaphycus striatus (Payaka), Cottoni Lokal, dan SP1 yang masih dalam proses identifikasi.
Dr. Eka menjelaskan bahwa pendampingan tidak berhenti pada penyediaan bibit, tetapi juga mencakup pelatihan biosekuriti dan penguatan sistem pembibitan berkelanjutan agar petani mandiri serta mampu menjaga kualitas genetik rumput laut. “Kami ingin masyarakat memahami sains di balik budidaya, sehingga produktivitas naik tanpa merusak lingkungan,” ujarnya.
Menurut Fitri Hasibuan, Vice President Program Konservasi Indonesia, keberhasilan Kaliuda menunjukkan kekuatan kerja kolaboratif. Melalui dukungan Global Fund for Coral Reefs (GFCR) lewat program TeKSI, model pembibitan yang diterapkan tidak hanya meningkatkan hasil, tetapi juga berkontribusi menjaga ekosistem terumbu karang di Sumba Timur. “Dengan kerja sama bersama Unram, kita dapat menghasilkan bibit yang stabil sepanjang tahun dan menjaga kesehatan pesisir,” jelasnya.
Kepala Dinas Perikanan Sumba Timur, Markus Windi, mengapresiasi kolaborasi lintas lembaga ini. “BUMDes Manandang telah membuktikan bahwa usaha pembibitan dapat menjadi pilar ekonomi desa sekaligus menjaga kelestarian laut,” ujarnya.
Ketua BUMDes, Christiani Valentine Salean, menambahkan, “Dulu kami kesulitan mendapatkan bibit. Sekarang, dari enam ton hasil panen, kami bahkan bisa menjual sebagian. Ini langkah besar menuju kemandirian.”
