Pengukuhan Enam Guru Besar Tetap Unram: Komitmen terhadap Inovasi dan Keunggulan Akademik
Mataram, Universitas Mataram – Rektor Universitas Mataram (Unram), Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D. secara resmi mengukuhkan 6 (enam) orang Guru Besar Tetap Unram pada hari Jumat (9/8) di Ruang Sidang Senat, Rektorat Unram.
Keenam Guru Besar Tetap tersebut adalah Prof. Dr. Ir. M. Junaidi, M.Si.; Prof. Dr. Ir. Aliefman Hakim, S.Si., M.Si.; Prof. Dr. Nuriadi, S.S., M.Hum.; Prof. Dr. Ir. I Wayan Sudika, MS.; Prof. Ir. Muktasam, M.Agr.Sc., Ph.D.; dan Prof. Ir. I Wayan Wangiyana, M.Sc.(Hons), Ph.D.
Prof. Dr. Ir. M. Junaidi, M.Si., dari Fakultas Pertanian, menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Pengelolaan Berkelanjutan Budidaya Lobster untuk Mendukung Potensi Blue Food di Indonesia”. Dalam orasinya, Prof. Junaidi membahas pentingnya pengelolaan berkelanjutan dalam budidaya lobster sebagai upaya untuk meningkatkan potensi sumber pangan laut yang dikenal sebagai “Blue Food” di Indonesia. Beliau menekankan penggunaan teknologi ramah lingkungan dan strategi pengelolaan berbasis ekosistem untuk memastikan kelestarian dan produktivitas sektor perikanan ini.
Dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Prof. Dr. Ir. Aliefman Hakim, S.Si., M.Si. menyampaikan orasi berjudul “Penerapan Ilmu Murni dalam Pendidikan Praktikum Kimia Bahan Alam Berbasis Proyek Isolasi Metabolik Sekunder”. Prof. Aliefman menjelaskan penerapan ilmu kimia dalam pendidikan praktikum yang berbasis proyek, dengan fokus pada isolasi metabolit sekunder dari bahan alam. Metode ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam pengembangan produk alami dengan nilai tambah serta memupuk keterampilan praktis dan analitis mahasiswa dalam bidang kimia.
Selanjutnya, Prof. Dr. Nuriadi, S.S., M.Hum., juga dari FKIP, membawakan orasi ilmiah bertajuk “Pemikiran Tokoh Quaker dalam Memperjuangkan Nilai Kemanusiaan (HAM) di Amerika Serikat: Tinjauan Sastra Interdisipliner”. Dalam orasinya, Prof. Nuriadi mengulas kontribusi tokoh Quaker dalam sejarah perjuangan Hak Asasi Manusia (HAM) di Amerika Serikat. Beliau menggunakan pendekatan sastra interdisipliner untuk menyoroti bagaimana nilai-nilai kemanusiaan diperjuangkan melalui karya sastra dan pemikiran sosial, menggambarkan bagaimana sastra dapat menjadi medium penting dalam menyuarakan isu-isu kemanusiaan.
Prof. Dr. Ir. I Wayan Sudika, M.S., dari Fakultas Pertanian, mengemukakan orasi ilmiahnya yang berjudul “Pembentukan Varietas Unggul Jagung Lahan Kering Melalui Pemuliaan Konvensional”. Dalam orasinya, Prof. Sudika memaparkan hasil penelitiannya dalam pengembangan varietas unggul jagung yang tahan terhadap kondisi lahan kering. Melalui pemuliaan konvensional, varietas ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di daerah dengan keterbatasan air, memberikan solusi bagi tantangan ketahanan pangan di Indonesia.
Prof. Ir. Muktasam, M.Agr.Sc., Ph.D., juga dari Fakultas Pertanian, menyampaikan orasi berjudul “Posisi dan Peran Penyuluhan Pertanian dalam Sistem Agribisnis dan Peningkatan Ekonomi Petani”. Prof. Muktasam menekankan pentingnya peran penyuluhan pertanian dalam sistem agribisnis untuk meningkatkan ekonomi petani. Beliau membahas strategi pemberdayaan petani melalui pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Orasi ini menyoroti sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam memajukan sektor pertanian.
Terakhir, Prof. Ir. I Wayan Wangiyana, M.Sc (Hons), Ph.D., dari Fakultas Pertanian, mempresentasikan orasi ilmiah berjudul “Teknologi Padi Sistem Irigasi Aerobik Tumpangsari dengan Kacang-Kacangan (Padi SIA-TK) dan Pupuk Hayati untuk Meningkatkan Produktivitas Padi dan Kesuburan Lahan Sawah”. Prof. Wangiyana memperkenalkan teknologi inovatif dalam budidaya padi dengan sistem irigasi aerobik dan teknik tumpangsari dengan kacang-kacangan. Pendekatan ini menggunakan pupuk hayati untuk meningkatkan produktivitas.
Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D. dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada keenam Guru Besar Tetap yang baru dikukuhkan dan menekankan pentingnya peran mereka dalam meningkatkan reputasi akademik Unram.
“Guru besar kita terus bertambah, pada hari ini jumlah guru besar Unram yakni 99, tentunya peran guru besar ini sangat signifikan terutama pada publikasi. Unram sudah berhasil menunjukkan reputasinya berkat karya guru besar dan civitas akademika, maka dari itu Bapak/Ibu guru besar bergerak serentak bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan apa yang Bapak/Ibu sudah lakukan,” tutur Prof. Bambang.
Unram saat ini terus mendorong empat program utama dalam rangka menyetarakan posisinya dengan universitas-universitas maju di Indonesia, maupun menuju universitas yang unggul dan berdaya saing global melalui percepatan akreditasi unggul, program pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU), menuju World Class University, dan PTN-BH.