Prof. Nana, Perempuan Inspiratif Unram dalam Pemberdayaan Perempuan Pesisir dan Kesetaraan Gender
Mataram, Universitas Mataram – Sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik di Universitas Mataram (Unram), Prof. Dr. Sitti Hilyana, yang akrab disapa Prof. Nana, telah berperan besar dalam memberdayakan perempuan pesisir di NTB, khususnya melalui berbagai program riset dan pengembangan berkelanjutan yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait kesetaraan gender. Prof. Nana telah berkiprah sejak tahun 2003 dalam menggerakkan program-program yang memperkuat peran perempuan di berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga ekonomi lokal.
Prof. Nana mengawali karirnya dalam beberapa posisi penting sebelum menjadi Wakil Rektor, seperti Ketua Pengelolaan Mangrove Daerah yang ditunjuk langsung oleh Tito Karnavian bersama Gubernur Provinsi NTB, dan sebagai Presiden Indonesia Marine and Fisheries Socio-Economic Research Network (IMFISERN). Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Koordinator Learning Center Approach to Fisheries Management; Sekretaris Jenderal Mitra Bahari yang dibentuk oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan; Ketua Himpunan Ahil Pengelola Pesisir Indonesia (HAPPI); serta sebagai Koordinator Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Nelayan di Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).
Menurut Prof. Nana, hampir semua bidang yang ia tekuni berorientasi pada gender, di mana perempuan selalu dilibatkan dalam berbagai aspek pembangunan. “Di IMFISERN, misalnya, kami mengajak perempuan-perempuan pesisir untuk ambil bagian dalam tata kelola perikanan yang berkelanjutan. Di Himpunan Ahli Pengelola Pesisir, peran gender menjadi pilar penting untuk mengedukasi anak-anak masyarakat nelayan agar menjaga sumber daya alam dan melanjutkan pendidikan,” ujarnya saat diwawancarai oleh Tim Humas Unram, Jumat (8/11).
Prof. Nana juga aktif menggerakkan ibu-ibu di wilayah pesisir dalam mengolah produk-produk perikanan. Melalui HNSI, ia membantu mereka meningkatkan nilai tambah produk agar memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam rumah tangga. Dalam program mangrove, misalnya, ia mengajak perempuan untuk memanfaatkan produk bawah tegakan mangrove seperti membuat keripik dari kepiting dan cumi, hingga brownies dan keripik dari buah mangrove, yang diharapkan mampu menambah penghasilan keluarga saat para suami tidak melaut.
Tidak hanya di sektor perikanan, Prof. Nana juga membina perempuan di sekitar kawasan hutan sebagai bagian dari program Dharma Wanita, dengan menggerakkan mereka untuk mengolah berbagai hasil hutan menjadi produk bernilai ekonomi seperti minuman herbal dan rengginang. Ia memfasilitasi mereka dalam mengakses pelatihan dan sarana untuk memperluas kapasitas usaha.
Prof. Nana berharap lebih banyak perempuan yang mendapatkan akses ke posisi kepemimpinan, terutama di kalangan akademisi. “Di kalangan universitas, saya berharap lebih banyak perempuan duduk di level pimpinan, seperti dekan atau kepala lembaga. Saya yakin Rektor Unram saat ini sangat mendukung kesetaraan gender dan akan memberi lebih banyak ruang bagi perempuan,” tuturnya.
Selain itu, Prof. Nana menekankan pentingnya perempuan untuk berani mengambil peran di ruang publik dan politik, mulai dari tingkat desa hingga tingkat nasional. Dengan hadirnya perempuan dalam pengambilan kebijakan, ia yakin bahwa perspektif yang lebih detail dan empatik akan tercermin dalam kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Namun, Prof. Nana juga menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan dalam akses ke teknologi dan industri. “Sering kali bantuan alat dari pemerintah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena kurangnya asesmen, seperti alat yang kapasitasnya terlalu besar atau listrik yang tidak mencukupi. Alat-alat tersebut akhirnya mangkrak,” ungkapnya. Ia berharap pemerintah dapat lebih peka dan menyelaraskan antara kebutuhan masyarakat dengan bantuan yang diberikan.
Dalam pandangan Prof. Nana, semangat perempuan-perempuan pesisir dan UMKM sangat tinggi, dan hanya membutuhkan dukungan serta akses yang tepat agar mereka dapat berkembang. Sebagai figur inspiratif yang telah mendedikasikan lebih dari dua dekade untuk pemberdayaan perempuan, Prof. Nana berharap kontribusinya dapat menjadi teladan bagi perempuan-perempuan lain untuk terus berdaya di segala bidang.