Proyek AG4 Tourism: Workshop Horeca Dorong Sinergi Sektor Pertanian dan Pariwisata ‌

Published On: 17 Agustus 2024By Tags: , , , ,

Mataram, Universitas Mataram – Tim Peneliti The Center for Sustainable Farm Systems Universitas Mataram (CESFARMS Unram) menggelar kegiatan Workshop bersama pihak industri pariwisata seperti Hotel, Restaurant dan Catering (Horeca) yang ada di Pulau Lombok mengangkat Tema “Creating Resilient Communities in Indonesia Through Smallholder-Inclusive Tourism Markets” pada hari Kamis (15/8) bertempat di Hotel Jayakarta Lombok.

Workshop ini merupakan kegiatan tahun pertama setelah penandatanganan MoU pada tahun 2023 antara Lembaga kerja sama penelitian Australia untuk bidang pertanian, Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR), dengan Universitas Mataram (Unram), Universitas Udayana (Unud), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Dalam kesempatan ini hadir Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D. didampingi oleh Tim Peneliti Ag4 Tourism yang terdiri dari Prof. Ir. Sri Widyastuti, Ph.D.; Prof. Dr. Ir. Sukartono, M.Agr.; Prof. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D.; Ir. I G.L. Parta Tanaya, M.App.Sc., Ph.D.

Hadir Project Leader ACIAR Jeremy Badgery-Parker dan Research Partner Dr. Gomathy Palaniappan dari University of Queensland Australia; Dr. Ir. Tanda Sahat Panjaitan, M.Sc dan Dr. Drh. Nurul Hilmiati, MSc peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Yuhan Farah Maulida, S.P. MAAPDA Student Ph.D. dari University of Queensland Australia; serta 30 tamu undangan yang berasal dari hotel, restaurant dan catering (Horeca) diantaranya dari Raja Hotel Mandalika, The Jayakarta Hotel Lombok, Lombok Plaza Hotel, Pullman Lombok Merujani Mandalika Beach Resort, The Kayana Beach Lombok.

Dalam era globalisasi dan modernisasi saat ini, kolaborasi antar sektor menjadi kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Salah satu contoh sinergi yang berpotensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mendukung sektor pariwisata adalah kolaborasi antara akademisi, petani, dan Horeca selaku dunia usaha. Sinergi ini tidak hanya memperkuat rantai pasokan produk pertanian tetapi juga meningkatkan kualitas pengalaman wisata yang ditawarkan.

Seiring dengan berkembangnya pariwisata dan adanya kenaikan jumlah kunjungan wisatawan, telah membawa konsekuensi tersendiri khususnya pada daerah tujuan wisata dan masyarakat lokal. Kehadiran pariwisata pada dasarnya mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, meningkatkan penghasilan, meningkatkan standar hidup, serta menstimulasi sektor-sektor produktif khususnya bidang agrokompleks.

Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D dalam sambutannya “Sinergi antara akademisi, petani, dan horeca adalah model kolaborasi yang progresif untuk mengatasi permasalahan terkait dengan supply produk pertanian untuk mendukung pariwisata,”

“Melalui inovasi dan riset akademis, peningkatan kualitas, kuantitas dan keberlanjutan hasil pertanian oleh petani, serta dukungan horeca dalam memasarkan dan memanfaatkan produk lokal, kita dapat menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan. Sinergi ini tidak hanya memperkuat sektor pertanian dan pariwisata tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan kolaborasi yang erat dan berkelanjutan, masa depan yang cerah dan sejahtera bagi semua pihak terlibat dapat terwujud.,” ujar Prof. Bambang.

Horeca memiliki peran strategis dalam rantai nilai produk pertanian lokal dengan menyajikan makanan yang menggunakan bahan-bahan lokal dan segar, horeca tidak hanya menawarkan pengalaman kuliner yang autentik kepada para tamu, tetapi juga membantu meningkatkan permintaan terhadap produk pertanian dari petani lokal. Mengadopsi teknologi dan metode yang dikembangkan oleh akademisi, petani kini mampu memproduksi hasil pertanian yang lebih berkualitas. Namun, tantangan utama tetap pada pemasaran dan penyerapan produk, di sinilah peran industri pariwisata, menjadi sangat penting.

Seperti yang diungkapkan oleh H. Agus Salim, petani dan pemilik Honey Bee Homestay di Lombok Tengah, “Kami merasa didukung dengan adanya workshop ini. Namun, kami masih menghadapi tantangan dalam menjual produk kami. Kerjasama dengan hotel bisa menjadi solusi untuk memastikan produk kami terserap dengan baik,”

Permasalahan dalam rantai pasok produk pertanian menuju sektor hotel, restoran, dan catering (horeca) kini menjadi perhatian utama, mengingat pentingnya memastikan keberlanjutan pasokan bahan makanan berkualitas. Berbagai tantangan dalam peredaran rantai pasok mengancam efisiensi dan kestabilan pasokan, serta berdampak pada kualitas dan harga produk yang sampai ke konsumen akhir.

Hotel, restoran, dan layanan catering memerlukan produk dengan kualitas yang konsisten dan standar tinggi. Namun, ketidakkonsistenan dalam kualitas produk pertanian sering kali menjadi kendala dan menghambat penyedia layanan makanan untuk menjaga standar menu mereka.

Dr. Ir. Tanda Sahat Panjaitan, M.Si., peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan, “Kualitas produk pertanian bisa sangat bervariasi tergantung pada banyak faktor, termasuk teknik budidaya dan kondisi cuaca. Ketidakpastian ini bisa menjadi tantangan besar bagi horeca yang memerlukan kualitas produk yang stabil,”

Masalah serapan produk pertanian oleh hotel, restoran, dan catering melibatkan berbagai aspek, dari kualitas dan konsistensi produk hingga logistik dan kebijakan pembelian. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kolaborasi yang erat antara petani, horeca, dan lembaga pendukung, termasuk dukungan teknis, investasi infrastruktur, serta kampanye edukasi yang efektif.

Prof. Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D. menambahkan “Kerjasama ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga sosial. Dengan memastikan produk pertanian terserap dengan baik di pasar pariwisata, pendapatan petani meningkat, yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sementara itu, hotel yang menggunakan bahan lokal memperkuat citra mereka sebagai pelopor keberlanjutan dan dukungan terhadap ekonomi lokal, yang dapat meningkatkan daya tarik mereka di mata wisatawan,” Tandas Prof. Dahlan.

Dr. Nurul Hilmiati dari BRIN juga memaparkan hasil survey horeca dalam kapasitas sebagai pelaku rantai nilai yang dilakukan oleh tim ACIAR Unram yang dikaitkan dengan segala sesuatu yang perlu dikolaborasikan selama lima tahun ke depan. Terkait dengan rantai nilai produk pertanian. Dr. Nurul juga mengungkapkan pembagian peran dan keuntungan yang adil untuk setiap pelaku sepanjang rantai nilai tersebut.

Diversifikasi produk pertanian juga membawa manfaat dalam hal keberlanjutan dan perekonomian lokal. Dengan mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman, petani dapat mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi pasar atau kondisi cuaca ekstrem. Selain itu, diversifikasi mendukung pelestarian tanah dan lingkungan yang sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan.

“Diversifikasi tidak hanya membuat pertanian lebih resilient tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan,” kata Ir. I.G.L. Parta Tanaya, M.App.Sc., Ph.D., “Praktik ini membantu menjaga kesehatan tanah dan mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem,”

Menurut Prof. Sukartono, “Kolaborasi ini adalah langkah penting untuk menciptakan sistem rantai nilai yang lebih efisien dan berkelanjutan. Sehingga saya mengajak kepada semua pihak yang hadir dan terlibat dalam kolaborasi riset selama 5 tahun kedepan untuk mencari formulasi terbaik dengan menggabungkan keahlian akademis dalam riset dan teknologi, pengalaman petani di lapangan,wawasan dari horeca untuk menemukan solusi yang lebih terintegrasi,”

Petani lokal yang sering kali menghadapi tantangan dalam menjangkau pasar yang lebih luas, kini mendapatkan dukungan dalam bentuk pelatihan tentang teknik pertanian modern dan pengelolaan rantai pasok. Dengan mengadopsi teknik pertanian inovatif dan membangun kemitraan yang erat dengan hotel, restoran, dan catering, petani dapat memastikan pasokan bahan makanan yang berkualitas dan beragam. Langkah ini tidak hanya mendukung horeca dalam menghadapi permintaan pasar yang beragam tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan.

Di sisi lain, pelaku industri horeca juga berperan aktif dengan menyediakan data tentang permintaan konsumen serta memberikan umpan balik mengenai kualitas produk. “Kolaborasi ini sangat bermanfaat bagi kami karena memungkinkan kami untuk lebih memahami dan merencanakan kebutuhan produk dengan lebih baik. Kami juga dapat memberikan umpan balik langsung kepada petani tentang kualitas produk yang kami terima,” kata I Made Pasek Juniartha, salah satu tamu undangan dari The Jayakarta Hotel Lombok.

Petani kecil lokal yang memiliki kapasitas dan kapabilitas lebih baik untuk memenuhi permintaan dari pembeli horeca, serta dukungan dan penghargaan dari horeca terhadap produsen lokal dan produk mereka, dapat menciptakan nilai yang saling menguntungkan antara petani lokal dan sektor pariwisata. Kemitraan bisnis yang kolaboratif antara petani kecil lokal dan pelaku industri pariwisata serta penggunaan alat panduan pengembangan bersama (hub pariwisata intensif yang terhubung dengan pertanian lokal) menjadi kunci dalam mewujudkan sinergi yang efektif.

Di Akhir sesi Prof. Ir. Sri Widyastuti, Ph.D. selaku Ketua Tim Ag4T Unram menyimpulkan bahwa “Kolaborasi ini adalah langkah penting menuju keberlanjutan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, penyerapan produk pertanian oleh horeca dapat ditingkatkan secara signifikan. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat rantai pasokan pangan tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan pengalaman yang lebih berarti bagi wisatawan.”