Tutup Tahun dengan Pengambilan Sumpah Dokter Ke-36, FK Unram Tambah 11 Dokter Baru

Mataram, Universitas Mataram – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Mataram (Unram) melaksanakan Pengambilan Sumpah Profesi 11 orang dokter baru di Gedung Fakultas Kedokteran Unram, Kamis (19/12).

dr. Yunita Sabrina, M.Sc., Ph.D selaku Ketua Panitia mengatakan bahwa pengambilan sumpah profesi tersebut adalah pengambilan yang ke-36 kalinya dengan total lulusan 552 orang dokter yang telah tersebar diseluruh wilayah NTB.

“Dokter baru yang kami sumpah saat ini adalah mereka yang telah mengikuti ujian UKMPPD yang dilaksanakan pada periode November 2019 dan ujian ini dilaksanakan secara nasional, jadi memang adik-adik yang lulus adalah adik-adik yang sudah terpilih yang sesuai dengan standar dokter Indonesia” jelasnya.

dr. Yunita juga menjelaskan bahwa 11 dokter baru itu mengikuti ujian OSCE pada UKMPPD lulus dengan angka kelulusan 100% sementara CBT lulus dengan angka 85 %.

“CBT memang  sedikit lebih rendah, karena memang ujian ini yang lebih sulit dibandingkan dengan OSCE, namun dengan angka 85% pun kami sudah sangat terbantu” imbuhnya.

Wakil Dekan FK Unram bidang Akademik yang masa jabatannya berakhir hari ini itu, juga secara lebih dalam memaparkan bahwa 11 (sebelas) orang dokter baru tersebut wajib mengikuti Intensif di RSUD Provinsi NTB atau di Puskesmas di seluruh Indonesia sesuai dengan amanat UU Praktek.

“Untuk itulah dibutuhkan proses penyumpahan agar dokter baru bisa mengikuti intensif” terangnya.

Wakil Rektor bidang Akademik Unram Agusdin, SE., MBA., DBA yang hadir dalam acara mewakili Rektor, mengatakan bahwa FK Unram dapat menjadi contoh sebagai model pendidikan untuk prodi-prodi yang lain di Unram.

“Dari hasil pengamatan kami, kami melihat output dokter yang dihasilkan dari proses belajar mengajar Fakultas Kedokteran Unram ini dari segi knowledge, competences dan attitude bisa menjadi model” ungkapnya.

Agusdin berharap kepada 11 (sebelas) dokter baru yang yang telah dilantik , bisa menjadi duta Unram untuk membawa baik nama almamater dalam berinteraksi dan bekerja dimana saja.

Sementara itu, Dekan FK Unram dr. Hamsu Kadriyan, Sp.T.H.T.K.L(K)., M.Kes mengucapkan selamat kepada 11 orang dokter yang akan mengambil sumpah profesinya tersebut.

“Semoga dengan pengalaman mengeyam pendidikan di fakultas kedokteran menjadi pengalaman yang baik sebagai bekal kehidupan lebih lanjut entah nanti akan kuliah lagi atau menjalani profesinya sebagai dokter” katanya.

Dokter spesialis THT itu mengatakan bahwa dokter baru tersebut akan diserahkan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai induk dari organisasi dokter untuk dibina dan diarahkan sehingga bisa berkembang dengan baik.

Hadir pula dalam acara tersebut Direktur Utama (Dirut) RSUD Provinsi NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM. Dokter-dokter baru tersebut adalah dokter millennial masa depan.

“Generasi millennial ini berbeda dengan generasi kita dulu, dimana saat ini orang butuh kecepatan. Di Jakarta di Rumah Sakit Bunda itu, yang mengoperasi adalah robot dan kita sudah masuk di era seperti itu sekarang” jelasnya.

dr. Hamzi menghimbau agar dokter-dokter baru tersebut senantiasa terus belajar sebab saat ini dunia berkembang dengan teknologi yang begitu cepat termasuk dalam bidang kesehatan. Sehingga ada beberapa konsep yang perlu diubah untuk mengimbangi perkembangan itu.

“Tantangan di dunia kedokteran kedepan akan semakin kompleks oleh karena itu kita perlu belajar cepat dan senantiasa mengupgrade pengetahuan serta kemampuan kita”

Dia berpesan agar dokter yang baru saja dilantik memiliki kemampuan untuk menjaga relationship dengan pasien dan siap menghadapi segala tantangan di dunia kedokteran kedepan.

Ketua IDI wilayah NTB dr. Doddy A. K., Sp.OG mengingatkan kepada dokter baru agar senantiasa mengikuti perkembangan UU kedokteran, UUD Rumah Sakit, UUD Tenaga Kesehatan maupun UU Jaminan Kesehatan Nasional  yang diselenggarakan oleh BPJS.

“Suka gak suka, senang gak senang pasti akan berhadapan dengan UU itu dan setelah menjalankan profesi dokter tidak akan lepas dari UU itu” serunya.

Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi itu menjelaskan bahwa IDI bertanggung jawab untuk meningkatkan kompetensi maupun pengetahuan para dokter di tanah air.

“Jadi kami didik, setiap dokter spesialis kami wajibkan untuk menyelenggarakan seminar, symposium, workshop, untuk teman-teman dokter umum dan pada setiap materi dalam acara itu kami selipkan tentang etika kedokteran” bebernya.

“Dunia kedokteran berkembang pesat dengan nano technology, artificial intelligent, robotic dan Negara luar sudah sampai pada 5.0 sementara kita masih 4.0 oleh karena itu kita perlu terus meningkatkan kompetensi diri” pesannya.