Unram dan NUS Terus Perkuat Kerja Sama dalam Ekologi Kelautan dan Konservasi

Mataram, Universitas Mataram – Universitas Mataram (Unram) dan National University of Singapore (NUS) semakin memperkuat kolaborasi akademik dalam bidang ekologi kelautan dan konservasi. Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Tamu Rektor Unram pada 18 Maret 2024, Rektor Unram Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D., yang menyambut hangat Associate Professor Daniel PS Goh dari NUS.
Kolaborasi antara Unram dan NUS ini telah menghasilkan beberapa program akademik unggulan, seperti Global Experience Courses (GEx) dan Research Experience (REx) pada tahun 2024 dan 2025. Program-program ini mempertemukan mahasiswa dari kedua universitas untuk berbagi pengetahuan, melakukan penelitian lapangan, serta mempererat pertukaran budaya.
Pengalaman Global dalam Studi Ekosistem Pesisir
Pada Juli 2024, 14 mahasiswa NUS dan 9 mahasiswa Unram berpartisipasi dalam GEx, yang berfokus pada eksplorasi ekologi dan keanekaragaman hayati di ekosistem mangrove. Kemudian pada REx Desember 2024 – Januari 2025, 10 mahasiswa NUS dan 7 mahasiswa Unram mendalami hubungan antara ekosistem mangrove dan terumbu karang. Secara keseluruhan, program ini didampingi oleh 4 profesor dari NUS dan 18 dosen dari Unram, memastikan pengalaman belajar yang komprehensif dan berkualitas.
Pembelajaran Interdisipliner dan Konservasi Berkelanjutan
Program ini menggabungkan kerja lapangan, sesi laboratorium, kuliah dari para ahli, dan analisis data untuk memberikan wawasan mendalam tentang struktur, fungsi, serta pengelolaan ekosistem pesisir. Selain itu, program ini juga menekankan pentingnya konservasi, manajemen berkelanjutan, dan pendekatan inovatif dalam menjaga ekosistem laut.
Dalam wawancara eksklusif dengan Tim Humas Unram, Associate Professor Daniel PS Goh menyampaikan apresiasinya terhadap Unram.
“Kami datang ke Unram untuk berterima kasih karena telah membantu mahasiswa kami dalam pembelajaran berbasis pengalaman di Lombok. Lingkungan alam di sini sangat kaya dibandingkan dengan lingkungan Singapura yang lebih urban. Kami senang mahasiswa kami bisa belajar langsung tentang ekosistem laut, pertanian, dan konservasi di Lombok, ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi mereka,” ungkap Prof. Daniel.
Rencana Kolaborasi Masa Depan
Program GEx 2025 yang dijadwalkan pada Mei 2025 dan direncanakan melibatkan 25 mahasiswa akan terus memperluas cakupan eksplorasi ekosistem pesisir, ekologi laut, Kawasan Konservasi Laut (MPAs), serta perlindungan spesies laut yang terancam punah.
Prof. Daniel menjelaskan bahwa ada beberapa lokasi di Asia Tenggara, termasuk Lombok, Chiang Mai, Manila, dan Bali, dan menegaskan bahwa Lombok tetap menjadi destinasi utama karena tingginya minat mahasiswa terhadap studi konservasi di Lombok.
“Kami berharap kolaborasi ini terus berkembang. Salah satu inisiatif yang ingin kami kembangkan bersama adalah Impact Experience Program, yaitu proyek berbasis komunitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir sekaligus menjaga kelestarian lingkungan yang telah kami jalankan di Bali bagian utara, seperti rehabilitasi terumbu karang dan pemberdayaan masyarakat pesisir dalam pembuatan produk berbasis mangrove seperti selai dan kopi mangrove. Kami berharap dapat mengimplementasikan program serupa di Lombok.”
Kerja sama antara Unram dan NUS menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi internasional dapat memperkaya dunia pendidikan sekaligus mendukung upaya konservasi lingkungan. Dengan semangat keberlanjutan dan inovasi, kedua institusi ini terus berkomitmen mencetak generasi yang peduli terhadap ekosistem pesisir dan lingkungan global.