Unram Dukung Optimalisasi Lahan Kering di NTB dengan Pompa Rendam Surya: Langkah Baru untuk Ketahanan Pangan Nasional
Mataram, Universitas Mataram – Universitas Mataram (Unram) mendukung pelaksanaan penggunaan pompa rendam (submersible) bertenaga surya pada air tanah dalam untuk mendukung ketahanan pangan nasional melalui diskusi dengan Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir, Dyah Susilokarti, M.P. Diskusi ini diselenggarakan di Ruang Sidang Rektor, Rektorat Unram secara daring dan luring pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari audiensi Unram terkait penyampaian rencana program Patriot Pangan Indonesia di Unram dengan Menteri Pertanian Republik Indonesia yang telah berlangsung pada hari Kamis, 2 Mei 2024 yang lalu.
Inovasi peluncuran teknologi pompa rendam (submersible) ini merupakan inisiatif terbaru untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering dengan memanfaatkan teknologi pompa rendam (submersible) bertenaga surya yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui pengelolaan air tanah dalam secara berkelanjutan.
Diketahui, lahan kering di Nusa Tenggara Barat (NTB) sering mengalami kekurangan air akibat curah hujan yang tidak menentu. Oleh karena itu, dengan penerapan pompa rendam bertenaga surya ini memungkinkan pengambilan air tanah secara efisien tanpa bergantung pada sumber energi fosil yang seringkali mahal dan tidak ramah lingkungan.
Dr. Ir. Dyah Susilokarti, M.P., Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya Unram dalam pengembangan teknologi ini.
“Penggunaan pompa rendam bertenaga surya merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi tantangan irigasi di wilayah lahan kering seperti NTB. Ini adalah langkah strategis yang tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Dyah juga menambahkan bahwa keberhasilan teknologi ini akan bergantung pada kerja sama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, akademisi, dan petani. “Kolaborasi seperti ini sangat penting agar inovasi teknologi dapat diimplementasikan dengan efektif dan efisien di lapangan,” tambahnya.
Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D., selaku Rektor Unram, menjelaskan perbedaan karakteristik lahan antara Pulau Lombok dan Sumbawa.
“Sebagian besar wilayah Sumbawa adalah lahan kering, dan untuk NTB secara keseluruhan, kami menghadapi tantangan karena tidak adanya aliran permukaan dari sungai. Oleh karena itu, kami mengusulkan penggunaan pompa yang memanfaatkan tenaga surya untuk memompa air dari kedalaman tanah,” ujarnya.
Kemudian, Prof. Bambang menambahkan bahwa teknologi ini memungkinkan pemanfaatan sumber air yang ada di bawah permukaan tanah, tanpa bergantung pada aliran sungai.
“Dengan memanfaatkan energi dari cahaya matahari, teknologi pompa rendam ini sangat sesuai untuk kondisi kami di NTB. Ini juga berpotensi membantu petani dengan meningkatkan akses mereka ke sumber air, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil panen,” lanjutnya.
Dengan adanya teknologi ini, diharapkan para petani di NTB dapat meningkatkan hasil panen mereka, khususnya di lahan-lahan yang sebelumnya tidak produktif akibat keterbatasan akses air. Program ini juga merupakan bagian dari upaya nasional untuk meningkatkan ketahanan pangan, terutama di wilayah-wilayah yang rawan kekeringan.