Unram Siap Bantu Pemulihan Korban Kasus Pelecehan Seksual
Mataram, Universitas Mataram – Universitas Mataram (Unram) menunjukkan komitmen untuk membantu para korban kasus pelecehan seksual dengan menyediakan berbagai bentuk dukungan, baik dari segi psikologis maupun kesehatan fisik dan bantuan hukum. Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D., menyampaikan bahwa pihak universitas siap memberikan bantuan dan fasilitas untuk meringankan beban para korban.
“Kita, pemerintah pusat dan daerah bersama kepolisian, bersedia membantu dan memfasilitasi para korban, termasuk terapi dari psikolog. Kami memiliki psikolog dan sumber daya manusia (SDM) yang bisa membantu para korban agar tidak terlarut dalam trauma yang dialami. Kami juga bersedia memberikan bantuan hukum,” ujar Rektor Unram ketika diwawancarai Humas Unram pada Senin, 9 Desember 2024.
Ia menambahkan bahwa Unram juga siap membantu menangani gangguan kesehatan yang mungkin dialami para korban. “Kalau mereka mengalami trauma psikologis hingga berdampak pada kesehatan fisik, seperti murung dan sakit, kami siap memberikan bantuan,” tegasnya.
Sebagai bentuk inisiatif nyata, Unram memfasilitasi pertemuan antara Menteri Sosial, Saifullah Yusuf dengan beberapa korban dengan didampingi Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unram untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa mendatang. “Kami ingin memastikan bahwa kejadian ini tidak semakin banyak,” tambah Prof. Bambang.
Salah satu korban menyampaikan keinginan agar kasus ini dilanjutkan hingga pelaku mendapat hukuman yang adil. “Para korban ingin kasus ini dilanjutkan dan pelaku dihukum secara adil,” ungkap Rektor Unram, mengutip pernyataan salah satu korban.
Dalam semangat tersebut, Rektor menegaskan bahwa Unram siap membantu kapan pun diperlukan. “Unram, baik secara diminta maupun tidak diminta, siap membantu,” pungkasnya.
Pada pertemuan yang digelar di Rektorat Unram, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul turut menyampaikan dukungannya terhadap penanganan kasus ini. “Pada prinsipnya kita berikan dukungan sesuai dengan kebutuhan adik-adik kita. Mereka ingin kasus ini diteruskan dan mereka siap menjadi saksi secara apa adanya. Harapan mereka adalah agar ini menjadi pelajaran, supaya tidak ada lagi perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual,” ujar Gus Ipul.
Ia juga menekankan pentingnya perhatian bersama terhadap berbagai bentuk kekerasan, termasuk yang melibatkan anak-anak perantau, kekerasan dalam rumah tangga, maupun korban kekerasan seksual. “Semua yang terkait dengan anak-anak perantau, kekerasan dalam rumah tangga, korban kekerasan seksual harus menjadi perhatian kita bersama,” tegasnya.
Gus Ipul juga turut memberikan apresiasi terhadap kolaborasi yang telah terjalin antara pemerintah dan berbagai pihak non-pemerintah dalam menangani kasus ini. “Saya senang sekali, bersyukur kolaborasi antara pemerintah dan non-government di sini itu sangat baik. Kepolisiannya sudah punya prosedur dalam menangani penyandang disabilitas sebagai pelaku, Unram juga berkomitmen di depan, jadi istimewa. Saya apresiasi. Tentu ini menjadi kebersamaan dari mitra yang dibangun,” ujarnya.
Dengan berbagai upaya ini, Unram berharap para korban mendapatkan keadilan dan pemulihan yang layak, serta kasus-kasus pelecehan seksual dapat dicegah sejak dini.