Unram Terima Kunjungan Nuffic Southeast Asia untuk Monitoring Mahasiswa EMPM Virtual Top-Up

Published On: 4 Desember 2025By Tags:

Mataram, Universitas Mataram — Universitas Mataram (Unram) menerima kunjungan resmi perwakilan Nuffic Southeast Asia dalam rangka monitoring pelaksanaan European Union Mobility Programme for Myanmar (EMPM). Pertemuan berlangsung di Ruang Sidang Rektor (2/12) dan dihadiri oleh Arief Maulana, Lidya Veradilla, dan Kustin dari Nuffic Southeast Asia; Dwi Suswanto, S.Kom., MM., Kepala Biro Akademik; Dr. Dewi Satria Elmiana, Wakil Kepala OIA Unram; Ahmad Junaidi, Ph.D., Kepala Pusat Pembelajaran Internasional; serta para koordinator program studi yang menjadi host mahasiswa EMPM.

Mewakili Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi, Dr. Dewi Satria Elmiana membuka pertemuan dengan menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut. Ia menegaskan komitmen kuat Unram dalam penyelenggaraan program EMPM, di mana saat ini Unram menjadi tuan rumah bagi 22 penerima beasiswa EMPM Virtual Mobilities Scholarship (Virtual Top-Up Scholarship)—jumlah tertinggi di antara perguruan tinggi di Indonesia. “Kami sangat senang akhirnya dapat bertemu secara langsung setelah begitu banyak pertemuan daring. Suatu kehormatan bagi kami untuk menyambut Anda di Unram,” ujarnya.

Perwakilan Nuffic Southeast Asia, Arief Maulana, menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari Unram. Ia menjelaskan bahwa tujuan kunjungan ini adalah untuk memantau perkembangan studi mahasiswa Myanmar yang sedang menempuh pendidikan di Unram sebagai bagian dari program yang didanai Uni Eropa. Ia juga menegaskan komitmen berkelanjutan Uni Eropa dalam memberikan dukungan pendidikan bagi mahasiswa Myanmar di tengah situasi darurat di negara mereka. Program EMPM dijadwalkan berakhir pada Desember 2026.

Nuffic Southeast Asia juga berperan sebagai mitra pelaksana EMPM Virtual Mobilities Scholarship (Virtual Top-Up Scholarship). Skema ini ditujukan untuk mendukung mahasiswa Myanmar yang studinya terdampak krisis nasional. Mahasiswa penerima merupakan mahasiswa aktif, bukan mahasiswa baru, yang mendapatkan penempatan akademik sementara—maksimal empat semester—di perguruan tinggi mitra di kawasan ASEAN. Mereka nantinya tetap akan lulus dari universitas asal mereka. Total terdapat tujuh perguruan tinggi di Asia Tenggara yang berpartisipasi dalam program ini, termasuk tiga universitas di Indonesia, salah satunya Unram.

Pertemuan dilanjutkan dengan diskusi mengenai perkembangan akademik dan kesejahteraan mahasiswa Myanmar di Unram, kemudian pemaparan pembaruan program dan rekomendasi yang disampaikan oleh Ahmad Junaidi, Ph.D. Sesi ditutup dengan penegasan kembali komitmen kedua belah pihak untuk memastikan keberlanjutan dukungan akademik dan keberhasilan studi mahasiswa Myanmar dalam program EMPM.