Workshop CESFARMS Unram: Membangun Komunitas Tangguh di Indonesia melalui Pasar Pariwisata Inklusif Petani dan Peternak Kecil
Mataram, Universitas Mataram – Tim Peneliti The Center for Sustainable Farm Systems Universitas Mataram (CESFARMS Unram) menggelar kegiatan workshop bersama para pelaku usaha di bidang pertanian dan peternakan yang ada di Pulau Lombok, dengan mengangkat tema “Creating Resilient Communities in Indonesia Through Smallholder-Inclusive Tourism Markets” pada hari Selasa, 10 Desember 2024 bertempat di Hotel Lombok Plaza.
Workshop ini merupakan kegiatan kedua pada tahun 2024 setelah penandatanganan MoU pada tahun 2023 antara lembaga kerja sama penelitian Australia untuk bidang pertanian, Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR), dengan Universitas Mataram (Unram), Universitas Udayana (Unud), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Workshop ini secara resmi dibuka oleh Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D. didampingi oleh Tim Peneliti Ag4 Tourism yang terdiri dari Prof. Ir. Sri Widyastuti, Ph.D.; Prof. Dr. Ir. Sukartono, M.Agr.; Prof. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D.; Ir. I G.L. Parta Tanaya, M.App.Sc., Ph.D.; juga peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yaitu Dr. Ir. Tanda Sahat Panjaitan, M.Sc. dan Dr. Drh. Nurul Hilmiati, M.Sc.
Hadir Project Leader ACIAR Ag4T, Jeremy Badgery-Parker dari University of Adelaide Australia, serta 40 tamu undangan yang berasal dari para pelaku usaha tani seperti kangkung, nanas, peternak ayam dan pedagang ketiga komoditas ini.
Sinergi antara akademisi dan pelaku usaha tani serta ternak ini mampu menciptakan produk unggulan berbasis pertanian dan peternakan yang tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga menarik minat wisatawan melalui agrowisata dan kuliner khas daerah. Dengan kolaborasi yang erat, sektor pertanian dan pariwisata dapat berkembang secara berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.
Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D. dalam sambutannya mengatakan, “Workshop ini merupakan sarana untuk memulai sinergi antara akademisi dan para pelaku usaha bidang pertanian dan peternakan yang progresif untuk mengatasi permasalahan terkait dengan supply produk pertanian untuk mendukung pariwisata.”
“Melalui inovasi dan riset akademis, peningkatan kualitas, kuantitas dan keberlanjutan hasil pertanian oleh petani, kita dapat menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan. Sinergi ini tidak hanya memperkuat sektor pertanian dan pariwisata tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” ujar Prof. Bambang.
Permasalahan dalam rantai pasok produk pertanian menuju sektor hotel, restoran, dan catering (horeca) kini menjadi perhatian utama, mengingat pentingnya memastikan keberlanjutan pasokan bahan makanan berkualitas. Berbagai tantangan dalam peredaran rantai pasok mengancam efisiensi dan kestabilan pasokan, serta berdampak pada kualitas dan harga produk yang sampai ke konsumen akhir.
Seiring dengan berkembangnya pariwisata dan adanya kenaikan jumlah kunjungan wisatawan, telah membawa konsekuensi tersendiri khususnya pada daerah tujuan wisata dan masyarakat lokal. Kehadiran pariwisata pada dasarnya mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, meningkatkan penghasilan, meningkatkan standar hidup, serta menstimulasi sektor-sektor produktif khususnya bidang agrokompleks.
Prof. Ir. Sri Widyastuti, Ph.D. selaku Ketua Tim Ag4T Unram saat mengawali presentasi menekankan bahwa, “Kolaborasi ini adalah langkah penting menuju keberlanjutan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, penyerapan produk pertanian oleh horeca dapat ditingkatkan secara signifikan. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat rantai pasokan pangan tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.”
Dr. Ir. Tanda Sahat Panjaitan, M.Si., peneliti dari BRIN, menyatakan bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh pembudidaya dan peternak dalam memasok produk ke hotel, restoran, dan layanan catering adalah ketidakstabilan kualitas yang konsisten dan memenuhi standar tinggi. Oleh karena itu, workshop ini hadir sebagai upaya sinergis yang praktis untuk menjawab tantangan dalam menjaga kualitas produk yang stabil.
“Langkah ini tidak hanya menggali permasalahan ditingkat petani dan peternak, namun juga memperkuat ekonomi lokal dalam mendukung kesejahteraan petani dan peternak serta memajukan pengembangan pariwisata setempat,” kata Ir. I.G.L. Parta Tanaya, M.App.Sc., Ph.D.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kolaborasi yang erat antara petani dan akademisi untuk menerapkan temuan IPTEKS dalam kampanye edukasi yang efektif.
Petani lokal yang sering kali menghadapi tantangan dalam menjangkau pasar yang lebih luas, kini mendapatkan dukungan dalam bentuk pelatihan tentang teknik pertanian modern dan pengelolaan rantai pasok. Dengan mengadopsi teknik pertanian inovatif dan membangun kemitraan yang erat dengan hotel, restoran, dan catering, petani dapat memastikan pasokan bahan makanan yang berkualitas dan beragam.
Dalam memandu diskusi dalam workshop ini, Prof. Sukartono, mengungkapkan, “Kolaborasi Ag4T ini adalah menciptakan sistem rantai nilai yang lebih efisien dan berkelanjutan. Sehingga diharapkan melalui workshop ini didapati langkah yang sangat strategis dalam menggali dan menemukan formulasi solusi komprehensif dikalangan petani dan peternak dengan menggabungkan keahlian akademis dalam riset dan teknologi, pengalaman petani di lapangan,wawasan dari horeca untuk menemukan solusi yang lebih terintegrasi.”
Hal ini ditambahkan oleh Dr. Nurul Hilmiati dari BRIN, “Kemitraan bisnis yang kolaboratif antara petani dan peternak lokal dan pelaku industri pariwisata serta penggunaan IPTEKS menjadi kunci dalam mewujudkan sinergi yang efektif.”
Hasanur Basri selaku pelaku ternak ayam menyampaikan, “Para peternak menghadapi kendala berupa panjangnya mata rantai distribusi yang menyebabkan tingginya biaya pengiriman DOC dari Jawa ke Lombok, sehingga tidak ada kebijakan harga maupun stabilitas harga dari pemerintah. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah diharapkan membantu membangun pabrik pakan di Lombok guna mengurangi biaya pengiriman.”
Selain itu, para peternak ayam kampung juga membutuhkan perhatian pemerintah berupa pendampingan dan kunjungan dari penyuluh untuk memberikan solusi atas berbagai masalah teknis, seperti penanganan penyakit dan lainnya.
Di akhir sesi, Prof. Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D. menympulkan bahwa, “Workshop ini tidak hanya sebagai sarana untuk menggali permasalahan di akar rumput. Namun, hal ini akan memungkinkan penerapan temuan IPTEKS dalam kampanye edukasi yang efektif, guna meningkatkan kualitas produk dan memenuhi standar yang dibutuhkan oleh horeca, sebagai pelopor keberlanjutan dan dukungan terhadap ekonomi lokal, yang dapat meningkatkan daya tarik mereka di mata wisatawan.”