Tiga Bulan Pandemi, RS Unram Pantang Menyerah
Mataram, Universitas Mataram – Rumah Sakit Universitas Mataram (RS Unram) menggelar acara Live Talkshow melalui akun Facebook Rumah Sakit Unram dan Instagram @rs.unram dengan mengangkat tema “3 Bulan Pandemi RS Unram Pantang Menyerah”, Sabtu (27) lalu.
dr. Adnanto Wiweko, MARS selaku pembicara pertama menerangkan RS Unram terus berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien Covid-19. Bentuk inovasi tersebut, menurutnya adalah dengan melakukan pemisahan dalam hal administrasi pasien Covid hingga pemisahan gedung pelayanan dengan pasien umum.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, RS Unram telah meresmikan Poli khusus Covid-19 pada 1 Juni lalu dan letak gedungnya terpisah dari gedung Poli lain yakni berada di sebelah barat dari gedung utama.
“Hal ini untuk memudahkan pasien Covid (agar pelayanannya terpusat, red.), juga untuk mengurangi presensi penularan kepada pasien umum,” paparnya.
Wakil Direktur (Wadir) RS Unram bidang Pelayanan itu juga meluruskan, persepsi masyarakat yang selama ini mungkin beranggapan bahwa RS Unram hanya fokus menangani pasien Covid saja, padahal RS Unram sebenarnya juga tetap melayani pasien umum sebagaimana biasa.
“Jadi, masyarakat yang benar-benar membutuhkan pelayanan tidak usah khawatir ke Rumah Sakit Unram,” terang dr. Adnan.
Bentuk inovasi lain dari RS Unram dalam mencegah penularan Covid-19 dilingkungan RS paparnya adalah, dengan membuat proses pendaftaran pasien dilakukan secara online melalui WA maupun aplikasi sehingga mereka tidak perlu secara langsung mengambil nomor antrian dan menunggu lama, memperbaiki alur pelayanan agar pasien segera dilayani, membuat APD mandiri hingga membuat ruang persalinan khusus bagi pasien PDP.
Sementara itu Ketua Satgas Covid-19 Unram dr.Hagni Wardoyo, Sp. MK, mengungkapkan Unram bersama Satgas Covid-19 berupaya terus berkontribusi dalam mengatasi pandemi itu di daerah. Unram bersama Satgas Covid nya telah menyumbangkan bilik (chamber) semprot antiseptik kepada pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota, menyumbangkan masker ke masyarakat sekitar, menyumbangkan sembako kepada mahasiswa dan pegawai yang terdampak Covid, dan lain sebagainya.
“Yang baru-baru ini adalah membuat etanol (alkohol, red.) dari Tebu untuk bahan baku hansanitizer,” tuturnya
Dokter spesialis mikrobiologi klinik itu mengatakan, terobosan lain dari RS unram sebagai Laboratorium dan RS rujukan pasien Covid di Mataram yaitu dengan membuat bilik yang menyemprotkan Ozone Liquid yang terbukti lebih aman dari disenfektan dan juga terbukti nyata mampu melindungi nakes dari virus Corona.
“Nakes setelah selesai bertugas (diruang isolasi, red.) harus masuk kedalam chamber tersebut sebelum melepas APD mereka, allhamdulillah jadinya seluruh nakes kita yang terlibat langsung di ruang isolasi tidak ada yang positif,” ungkapnya.
Wadir bidang Penunjang Medik RS Unram dr. Hagni Wardoyo, Sp.MK yang menjadi pembicara terakhir menjelaskan, masyarakat tidak perlu berlebihan menyikapi seseorang yang terbukti memiliki hasil rapid atau swab test yang positif.
“Hasil PCR (swab, red.) itu bukan aib, namun diagnosa yang nanti bisa kita tindak lanjuti penangannya,” tukasnya.
Dia menekankan bahwa hasil tes Covid bukanlah stigma negatif. Justru dari hasil tes tersebut menurutnya, bisa diidentifikasi jenis penanganan terhadap pasien berdasarkan tingkat emergensinya. Apakah cukup karantina mandiri di rumah ataukah perlu diisolasi di RS. Dengan demikian, bisa mendorong upaya penyembuhan pasien sekaligus bisa menekan penularannya.